Wednesday, October 12, 2011

"yang haram selamanya tak akan menjadi halal"

Penggalan kisah ini sebenarnya hanya sebagian saja dari kemuliaan akhlak Rabi’ah al-Adawiyah, seorang sufi legendaris.

Suatu ketika, Rabiah al-Adawiyah makan bersama dengan keluarganya.

Sebelum menyantap hidangan makanan yang tersedia, Rabi’ah memandang

ayahnya seraya berkata, “Ayah,° °∙·°yang haram selamanya tak akan menjadi

halal°·∙. Apalagi karena ayah merasa berkewajiban memberi nafkah kepada

kami.” Ayah dan ibunya terperanjat mendengar kata-kata Rabi’ah. Makanan

yang sudah di mulut akhirnya tak jadi dimakan. Ia pandang Rabi’ah

dengan pancaran sinar mata yang lembut, penuh kasih. Sambil tersenyum,

si ayah lalu berkata, “Rabi’ah, bagaimana pendapatmu, jika tidak ada

lagi yang bisa kita peroleh kecuali barang yang haram?” Rabi’ah

menjawab: “Biar saja kita menahan lapar di dunia, ini lebih baik

daripada kita menahannya kelak di akhirat dalam api neraka.” Ayahnya

tentu saja sangat heran mendengar jawaban Rabi’ah, karena jawaban

seperti itu hanya didengarnya di majelis-majelis yang dihadiri oleh

para sufi atau orang-orang saleh. Tidak terpikir oleh ayahnya, bahwa

Rabi’ah yang masih muda itu telah memperlihatkan kematangan pikiran dan

memiliki akhlak yang tinggi (Abdul Mu’in Qandil).

No comments:

Post a Comment